Terbitan

Bom Waktu itu bernama "Artificial Intelligence"

  • Penerbit KEDAULATAN RAKYAT
  • Tanggal Terbitan 12-01-2024
Bom Waktu itu bernama "Artificial Intelligence"

Penulis: Hendra, S. Kom., M. Kom

Bom waktu itu Bernama

“Artificial intelligence”

Saat ini siapa yang tidak pernah mendengar tentang AI? Hampir semua kalangan saat ini dipastikan setidaknya pernah mendengar tentang AI. Tapi taukah anda bahwa AI adalah "Bom Waktu" yang bisa meledak kapan saja dia mau? Sementara anda membaca artikel ini, para ilmuan dibidang komputer dan matematika terus mengembangkan metode-metode baru sehingga Ai semakin "pintar" bahkan mungki bisa melampaui manusia.

AI memiliki kemampuan yang sangat banyak, diantaranya AI dapat melakukan pemrosesan informasi jauh lebih cepat dari manusia, AI dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan monoton secara terus menerus tanpa istirahat, AI dapat menyimpan dan mengakses data dalam jumlah besar secara efisien sekaligus memanipulasi data tersebut juga dengan kecepatan yang tinggi, AI dapat melakukan analisis data dalam jumlah besar untuk mendapatkan pola, tren dan juga wawasan yang mungkin sulit dilakukan oleh manusia dalam waktu cepat.

Yang tidak disadari oleh sebagian besar orang awam yang kurang memahami teknologi adalah bahwa semakin AI dikembangkan maka AI semakin memberikan ancaman terhadapt manusia.

Ancaman yang memiliki implikasi serius adalah ancaman terhadap keamanan siber yang mana AI dapatdigunakan untuk mengidentifikasi celah kemanan atau bahkan untuk mengembangkan serangan siber yang canggih dimana dapat menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan dan bahkan infrastruktur kritis sebuah negara.

Selain itu, ada juga ancaman terhadap manusia secara langsung berupa automatisasi yang didorong oleh AI yang mengarah pada pengangguran struktural dalam berbagai sektor. Robot dan sistem otomatisasi cerdas dapat menghentikan pekerjaan manusia, terutama yang bersifat rutin dan berulang.

Semakin AI cerdas dan mandiri maka semakin ada kekhawatiran tentang kendali yang hilang atas sistem tersebut dimana pertanyaan etika akan muncul seiring dengan terancamnya privasi masing-masing manusia yang menggunakan teknologi (misalnya smartphone). AI mampu mengumpulkan data pribadi, menganalisa, memproses data secara masif sehingga dapat menduplikasi sifat, karakter, kebiasaan setiap orang yang disimpan dalam bentuk cermin virtual(karakter/avatar). Dengan melakukan pendataan manusia secara menyeluruh dan terus menerus akan mengancam privasi individu dan memicu masalah etika terkait privasi.

Dengan berbagai kelebihan Ai serta kemajuan teknologi hingga saat ini dimana AI memiliki kecepatan dan ketepatan dalam mengerjakan tugas yang dibebankan, yang mana juga memiliki kemampuan mengerjakan tugas secara terus menerus (24 jam perhari selama seminggu tanpa libur) yang diikuti dengan kemampuan mengingat data dan menganalisa data dalam jumlah besar tentu juga tetap memiliki kekurangan yang tidak akan pernah bisa dikerjakan oleh AI yang dapat membuat manusia dapat bersaing denagan kemampuan AI.

Salah satunya adalah kreativitas dan inovasi dimana manusia memiliki kemampuan berfikir secara kreatif dan berinovasi untuk melahirkan suatu gagasan baru atau menciptakan seni yang mana sebuah AI tentu dapat menciptakan hasil karya yang bernilai tinggi seperti lukisan Mona Lisa (Karya Leonardo da Vinci) atau lukisan Whistler’s Mother (Karya james McNeill Whistler).

Selain itu juga manusia memiliki kemampuan penalaran secara kontekstual yang dapat menilai situasi dan membuat keputusan dengan pertimbangan konteks yang kompleks didasari pengalaman, nilai-nilai dan pemahaman terhadap dunia yang bersifat dinamis. Inilah yang membuat manusia lebih fleksibel dan mampu beradaptasi.

Agar tidak terkena dampak oleh kemajuan teknologi AI maka sebaiknya kita berkolaborasi dengan AI yang mana kita dapat mengintegrasikan kecerdasan buatan dengan kelebihan manusia agar menciptakan solusi yang lebih komprehensif dan berdaya saing.